...kontak
batin itu hebat ya. orangnya belum lewat aja udah tau.
Setiap hari aku selalu menutup mataku saat
tiba di sekolah. Kontak batin. Aku baru mengenal hal ini enam bulan yang lalu
saat aku sedang tertidur. Tiba-tiba saja mataku terbuka dan melihat dia sedang
melewati kelasku. Ah, dia baru datang. Dan sekarang inilah kegiatanku setiap
pagi. Aku masih menutup mata. Membayangkan semuanya berjalan sangat pelan. Lalu
mataku seakan-akan terbuka begitu saja. Pasti kontak batin. Dan benar saja dia
melewati kelasku.
Kontak
batin benar-benar hebat ya. Kali ini aku menutup mataku saat menyapu teras
kelas. Memikirkan sesuatu yang ingin aku sampaikan sudah lama sekali. Perasaan
aneh mulai mendatangiku dan tiba-tiba saja mataku terbuka. Dimana dia? Gusar.
Aku mencari satu sosok yang seharusnya ada. Tapi semuanya terjawab setelah satu
sosok itu tampak di luar jendela menuju kelasnya. Kontak batin tidak pernah
salah.
Aku
tetap mengagumi kontak batin yang kurasakan.
Aku menutup mataku saat sedang menunggu temanku di kantin. Aku mendengar
bunyi jejak kaki yang lewat di belakangku. Kubuka mataku, dia tadi hanya
melewatiku. Kupejamkan mataku kembali, mendengar jejak langkah yang semakin
lama semakin tak terdengar. Hening. Kontak batinku tak berfungsi sesaat. Saat
kubuka mataku semua orang sudah mengelilingiku, termasuk seseorang berjas
putih. Mereka menangis, namun aku tersenyum agar mereka tidak bersedih.
Aku
ingin mencoba kontak batinku lagi. Pelan-pelan kupejamkan mataku kembali. Suara
langkah kaki itu...aku merasa suara langkah kaki itu bergerak cepat
menghampiriku, tidak untuk melewatiku tetapi menghampiriku. Aku mendengar suara
tangisnya. Sudah telat. Kontak batinku tidak berfungsi lagi.
Kontak
batin itu ada untuk orang yang kita sayangi. Kamu punya kontak batin?
